Kurikulum Merdeka memberikan warna baru dalam dunia pendidikan, salah satunya dengan adanya Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila atau yang biasa disingkat dengan istilah P5. Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) adalah pembelajaran lintas disiplin ilmu untuk mengamati dan memikirkan solusi terhadap permasalahan di lingkungan sekitarnya. Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila menggunakan pendekatan pembelajaran berbasis proyek (project-based learning) yang berbeda dengan pembelajaran berbasis proyek dalam program intrakurikuler di dalam kelas.
Dalam kegiatan proyek ini, peserta didik memiliki kesempatan untuk mempelajari tema-tema atau isu penting sehingga peserta didik bisa melakukan aksi nyata dalam menjawab isu-isu tersebut sesuai dengan tahapan belajar dan kebutuhannya. Projek penguatan ini juga dapat menginspirasi peserta didik untuk memberikan kontribusi dan dampak bagi lingkungan sekitarnya.
Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) adalah inisiatif yang bertujuan untuk menggali, memahami, dan menerapkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari para pelajar. Pancasila sebagai dasar negara Indonesia bukan hanya semata-mata sebagai teori, tetapi juga sebagai panduan moral yang harus tercermin dalam sikap, tindakan, dan keputusan setiap individu. P5 berfokus pada penguatan karakter siswa, seperti semangat gotong royong, toleransi, integritas, dan tanggung jawab sosial. Tema P5 kali ini adalah “Bhinneka Tunggal Ika” untuk kelas XI, dan “Gaya Hidup Berkelanjutan” untuk kelas X.
Peran orang tua atau wali murid dalam pendidikan sangatlah signifikan. Mereka adalah mitra pendidikan yang berperan dalam membentuk pola pikir, nilai, dan sikap anak-anaknya. Dalam konteks Projek P5, orang tua memiliki peran yang tak kalah pentingnya:
1. Pemahaman Bersama: Orang tua perlu memahami tujuan dan manfaat dari P5. Ini membantu mereka mendukung proses pembelajaran di rumah dan berkontribusi pada penguatan karakter anak-anak.
2. Diskusi Terbuka: Membuka ruang diskusi di rumah tentang nilai-nilai Pancasila dan bagaimana anak-anak dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Ini dapat mencakup cerita, pertanyaan, atau contoh-contoh yang relevan.
3. Dukungan Aktif: Orang tua dapat mendukung anak-anak dalam berpartisipasi dalam kegiatan P5 di sekolah, seperti diskusi kelompok, proyek, atau seminar. Dukungan ini bisa berupa membantu dalam riset, mengajukan pertanyaan yang mendorong pemikiran kritis, atau memberikan ide-ide segar.
4. Menjadi Teladan: Orang tua adalah contoh pertama yang dilihat oleh anak-anak. Dengan menerapkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari, orang tua bisa menjadi teladan yang kuat bagi anak-anak mereka.
Kegiatan P5 di SMAN 1 Kota serang di pada tanggal 29 April sampai tanggal 03 Mei 2024. Mudah-mudahan dengan adanya kegiatan P5 ini dapat membentuk karakter pancasila kepada peserta didik yang lebih baik.